4 Kemuliaan Sholat Tahajud dan Keutamaan Sholat di Masjid


17:79-81

keutamaan sholat tahajud:
1. mengangkat karir pekerjaannya, diangkat ke tempat terbaik.
2. cara bekerja, beraktivitas, dan beribadah dibimbing supaya mudah.
3. ada kesulitan, dibimbing agar keluar dari kesulitan tersebut dengan lancar.
4. bekerja ada yang ganggu, ada yang mau menyingkirkan, menyungkurkan, menyudutkan, Allah langsung yang tolong tanpa perantara.

keutamaan sholat di masjid:

di masjid mendapatkan 25x kebaikan dibandingkan sholat ke masjid.
jarak antara 1 kebaikan adalah 500 tahun.

Reference: ust Adi Hidayat di youtube

Tiga Doa yang jangan kau lupakan saat sujud

*Tiga doa yang janganlah kau lupakan dalam sujud*
1. Mintalah diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah :
Allahumma inni as'aluka husnal khotimah
Artinya : " Ya Allah aku meminta kepada-MU husnul khotimah "
2. Mintalah agar kita diberikan kesempatan Taubat sebelum wafat :
Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut
Artinya: " Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat "
3. Mintalah agar hati kita ditetapkan di atas Agamanya :
Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi 'ala diinika
Artinya: " Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU "
Kemudian saya sampaikan,
jika kau sebarkan perkataan ini, dan kau berniat baik denganya, maka semoga menjadikan mudah urusan urusanmu di dunia dan akhirat.
Lakukanlah kebaikan walau sekecil apapun itu, karena tidaklah kau ketahui amal kebaikan apakah yang dapat menghantarkanmu ke Surga Allah.

Reference: http://www.kumpulankonsultasi.com/2016/08/syeikh-bin-baza-tiga-doa-yang-janganlah-kau-lupakan-dalam-sujud.html#ixzz4PzoXbkT6

Rumus Menghilangkan Masalah

Rumus Menghilangkan Masalah

Isrof – melakukan dosa yang berlebihan

Masuklah masjid
Ucapkan doa masuk masjid

Allah berkata jangan putus asa, mintalah padaKu
Di dunia mendapat rahman di akhirat mendapat Rahim

Rumus cepat terkabulnya doa walau mustahil

Lakukan amalan yang tidak wajar bagi banyak orang

Reference:




Boleh kok baca alquran sewaktu haid

REPUBLIKA.CO.ID,  Assalamualaikum wr wb

Ustaz, seumpama ada seorang murid perem puan disuruh menghafalkan Juz Amma dan harus disetorkan hafalan besok harinya, tetapi mu rid tersebut lagi uzur (haid), bolehkah murid tersebut menghafalkan Alquran dalam keadaan haid?
Zaskia – Bogor

Waalaikumussalam wr wb

Jumhur ulama dari kalangan empat mazhab Ahlusunah sepakat bahwa tidak boleh bagi seorang wanita yang sedang haid untuk memegang dan menyentuh Alquran. Demikian halnya pendapat sebagian besar para sahabat Nabi SAW sehingga ada yang mengatakan bahwa larangan itu merupakan ijma sukuti (konsensus tersirat) kalangan sahabat Nabi SAW.
Alasannya, tidak ada pendapat yang menentang larangan tersebut. Pendapat itu berdasarkan hadis Nabi Muahmmad SAW berupa surat beliau kepada masyarakat Yaman yang dibawa oleh ‘Amr bin Hazm yang di antara isinya terdapat, “…. Hen daklah tidak menyentuh Alquran kecuali orang yang suci.” (HR Imam Malik, Ibnu Hibban, dan al- Baihaqi).

Dan, jumhur ulama berpendapat bahwa wanita yang sedang haid juga dilarang untuk membaca Alquran meskipun tanpa menyentuh mushaf sampai ia bersuci, kecuali ia membaca sebagian ayat Alquran dengan niat berzikir atau ber doa bukan dengan niat tilawah Alquran, seperti membaca bismillah dan rabbana aatina fiddunya hasanah.
Hal itu karena orang yang sedang haid dianalogikan dengan orang yang sedang junub dengan ilat (alasan) kedua-duanya adalah hadas besar yang menyebabkan mandi wajib. Orang yang sedang junub dilarang untuk membaca Alquran maka wanita yang sedang haid juga dilarang untuk membaca Alquran.

Dijelaskan dalam satu riwayat. Dari Ali, ia berkata, “Rasulullah SAW selalu membacakan Alquran kepada kami dalam segala keadaan selama beliau tidak dalam keadaan junub.” (HR Tir mizi dan Ahmad). Atau, dalam riwayat lain disebutkan, “Ali meriwayatkan bahwa tidak ada yang menghalangi Rasulullah SAW dari membaca Alquran, kecuali beliau dalam keadaan junub.” (HR Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, al-Nasa’i, al-Hakim, dan Ibnu Hibban).

Sedangkan, sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa boleh bagi seorang wanita yang sedang haid untuk membaca Alquran tanpa menyentuhnya. Ini adalah pendapat Mazhab Maliki, salah satu riwayat dari Imam Ahmad, salah satu pendapat dalam Mazhab Syafi’i, dan dipilih oleh Ibnu Taimiyyah.

Hukum asal membaca Alquran adalah dibolehkan sampai ada dalil yang melarangnya dan tidak ditemukan dalil kuat yang melarang se orang wanita sedang haid membaca Alquran. Menganalogikan haid dengan junub juga adalah suatu analogi yang jauh ( qiyas ma’a al-fariq) karena seorang yang sedang junub bisa dengan segera menghilangkan junubnya dengan segera mandi dan ia harus melakukan itu agar bisa menunaikan shalat sedangkan wanita yang se dang haid harus menunggu sampai haidnya berhenti terlebih dulu yang terkadang memakan waktu berhari-hari.

Melarang wanita yang sed ang haid untuk membaca Alquran itu akan meng halangi mereka mendapatkan pahala tilawah Alquran dalam jangka waktu yang lama dan mungkin juga akan menyebabkan mereka lupa akan hafalan Alquran. Atau, mereka sangat perlu membaca Alquran untuk belajar dan meng ajar. Inilah pendapat yang kuat.

Bahkan, Ibnu Taimiyyah dan sebagian ulama Mazhab Maliki berpendapat bahwa wanita yang sedang haid boleh menyentuh mushaf Alquran jika dalam keadaan mendesak, seperti untuk menghafal agar tidak lupa atau untuk belajar dan mengajar.

Berdasarkan hal itu maka dibolehkan bagi murid yang sedang haid untuk menghafal Alquran meskipun ia dalam keadaan haid karena ini adalah keadaan yang mendesak. Namun, untuk keluar dari perbedaan pendapat ulama maka se baiknya ia tidak menyentuh mushaf atau menyentuhnya dengan ada penghalang sehingga ia tidak menyentuh mushaf itu secara lansung.

Wallahu a’lam bish shawab.
Ustaz Bachtiar Nasir

copas: http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/13/01/23/mh2fy9-menghafal-alquran-ketika-haid-bolehkah

Perbedaan amanu, yukminin, dan mukminin

di alquran ada 3 kata untuk beriman.

  1. amanu (Bentuk tunggalnya amana). artinya beriman, yakin pada Allah subhanahu wa ta'ala. artinya pemilik iman dalam bentuk standar, dasar, kalau sudah mengucapkan kalimat syahadat, Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasulullaah, masuk islam dia, panggilannya oleh alquran adalah amanu. Karena itu kalau sudah masuk islam diminta melakukan semua tuntunan islam jangan terpisah-pisah. Maka turun ayat albaqarah ayat 208, hai orang-orang yang telah menyatakan diri masuk islam, bersyahadat, silahkan masuk ke dalam tuntunan islam secara total. Jangan cuma sholatnya yang islami tapi lisannya tidak islami, misal: shiyamnya rajin seperti sifat rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tapi perilakunya tidak seperti nabi, harus total, ya^-^, yang paling menarik, itu masih standar. Contoh: kalau kerja jam 8 artinya kalau datang jam 8 ya masuk kategori standar. kalau datang jam setengah 8 itu di atas standar. kalau datang jam setengah 9, itu yang bermasalah, di bawah standar. Maka sekiranya Allah memanggil dalam shalat, AllahuAkbar, AllahuAkbar, adzan dhuhur jam 12.06, Anda datang jam 12.06 itu keimanan standar. Tapi kalau Anda dipanggil jam 12.06 datang jam setengah 12, MasyaAllah itu di atas standar. kalau datangnya jam 1, itu bermasalah, di bawah standar.
  2. yukminun (Bentuk tunggalnya yukmin). orang yang selalu ingin meningkatkan ibadahnya. misal, kemarin shalat wajib sudah selalu dilakukan, ingin ditambah dengan shalat sunnah. Kalau Anda ingin mencari teman yang baik, cari yang sedikit di atas standar, kata Alquran, cari yang yukminun. Kalau yang amanu, banyak yang ngaku-ngaku, kalau ditanya beriman, KTP nya islam, MasyaAllah, tapi diajak shalat susah, baca Alquran nya agak sulit. Itu belum masuk kadar yang terbaik. Kalau yukminun itu masuk fi'il mudori', kalau dalam bahasa inggris, sifatnya present, continuous, dan future. Jadi baik sekarang, terus ataupun nanti, dia tingkatkan. Jadi ketika dia ke masjid subuh, dia sudah bercita-cita, dhuhur pun ke masjid.
  3. mukminun (Bentuk tunggalnya mukmin) (bentuk tunggalnya mukmin). dijelaskan dalam Alquran surat ke 23 (Al Mukminuun) ayat 1-11: 
  • Betapa beruntung golongan yang beriman; orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam shalat mereka,
  • serta orang-orang yang menghindarkan diri terhadap kesia-siaan,
  • serta orang-orang yang menunaikan zakat,
  • serta orang-orang yang mengkhususkan kemaluan selain terhadap istri-istri mereka ataupun wanita-wanita yang mereka miliki dalam kuasa mereka; maka sungguh orang-orang tersebut tiada tercela dalam hal ini; barangsiapa menghendaki selain hal yang demikian maka itulah golongan yang keji,
  • serta orang-orang yang menepati amanat pada mereka maupun ikrar-ikrar mereka,
  • serta orang-orang yang memelihara shalat mereka;
  • mereka itulah golongan pewaris; orang-orang yang akan mewarisi Firdaus, mereka itu disana selamanya.
Reference: