Tiga Doa yang jangan kau lupakan saat sujud

*Tiga doa yang janganlah kau lupakan dalam sujud*
1. Mintalah diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah :
Allahumma inni as'aluka husnal khotimah
Artinya : " Ya Allah aku meminta kepada-MU husnul khotimah "
2. Mintalah agar kita diberikan kesempatan Taubat sebelum wafat :
Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut
Artinya: " Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat "
3. Mintalah agar hati kita ditetapkan di atas Agamanya :
Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi 'ala diinika
Artinya: " Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU "
Kemudian saya sampaikan,
jika kau sebarkan perkataan ini, dan kau berniat baik denganya, maka semoga menjadikan mudah urusan urusanmu di dunia dan akhirat.
Lakukanlah kebaikan walau sekecil apapun itu, karena tidaklah kau ketahui amal kebaikan apakah yang dapat menghantarkanmu ke Surga Allah.

Reference: http://www.kumpulankonsultasi.com/2016/08/syeikh-bin-baza-tiga-doa-yang-janganlah-kau-lupakan-dalam-sujud.html#ixzz4PzoXbkT6

Rumus Menghilangkan Masalah

Rumus Menghilangkan Masalah

Isrof – melakukan dosa yang berlebihan

Masuklah masjid
Ucapkan doa masuk masjid

Allah berkata jangan putus asa, mintalah padaKu
Di dunia mendapat rahman di akhirat mendapat Rahim

Rumus cepat terkabulnya doa walau mustahil

Lakukan amalan yang tidak wajar bagi banyak orang

Reference:




Boleh kok baca alquran sewaktu haid

REPUBLIKA.CO.ID,  Assalamualaikum wr wb

Ustaz, seumpama ada seorang murid perem puan disuruh menghafalkan Juz Amma dan harus disetorkan hafalan besok harinya, tetapi mu rid tersebut lagi uzur (haid), bolehkah murid tersebut menghafalkan Alquran dalam keadaan haid?
Zaskia – Bogor

Waalaikumussalam wr wb

Jumhur ulama dari kalangan empat mazhab Ahlusunah sepakat bahwa tidak boleh bagi seorang wanita yang sedang haid untuk memegang dan menyentuh Alquran. Demikian halnya pendapat sebagian besar para sahabat Nabi SAW sehingga ada yang mengatakan bahwa larangan itu merupakan ijma sukuti (konsensus tersirat) kalangan sahabat Nabi SAW.
Alasannya, tidak ada pendapat yang menentang larangan tersebut. Pendapat itu berdasarkan hadis Nabi Muahmmad SAW berupa surat beliau kepada masyarakat Yaman yang dibawa oleh ‘Amr bin Hazm yang di antara isinya terdapat, “…. Hen daklah tidak menyentuh Alquran kecuali orang yang suci.” (HR Imam Malik, Ibnu Hibban, dan al- Baihaqi).

Dan, jumhur ulama berpendapat bahwa wanita yang sedang haid juga dilarang untuk membaca Alquran meskipun tanpa menyentuh mushaf sampai ia bersuci, kecuali ia membaca sebagian ayat Alquran dengan niat berzikir atau ber doa bukan dengan niat tilawah Alquran, seperti membaca bismillah dan rabbana aatina fiddunya hasanah.
Hal itu karena orang yang sedang haid dianalogikan dengan orang yang sedang junub dengan ilat (alasan) kedua-duanya adalah hadas besar yang menyebabkan mandi wajib. Orang yang sedang junub dilarang untuk membaca Alquran maka wanita yang sedang haid juga dilarang untuk membaca Alquran.

Dijelaskan dalam satu riwayat. Dari Ali, ia berkata, “Rasulullah SAW selalu membacakan Alquran kepada kami dalam segala keadaan selama beliau tidak dalam keadaan junub.” (HR Tir mizi dan Ahmad). Atau, dalam riwayat lain disebutkan, “Ali meriwayatkan bahwa tidak ada yang menghalangi Rasulullah SAW dari membaca Alquran, kecuali beliau dalam keadaan junub.” (HR Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, al-Nasa’i, al-Hakim, dan Ibnu Hibban).

Sedangkan, sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa boleh bagi seorang wanita yang sedang haid untuk membaca Alquran tanpa menyentuhnya. Ini adalah pendapat Mazhab Maliki, salah satu riwayat dari Imam Ahmad, salah satu pendapat dalam Mazhab Syafi’i, dan dipilih oleh Ibnu Taimiyyah.

Hukum asal membaca Alquran adalah dibolehkan sampai ada dalil yang melarangnya dan tidak ditemukan dalil kuat yang melarang se orang wanita sedang haid membaca Alquran. Menganalogikan haid dengan junub juga adalah suatu analogi yang jauh ( qiyas ma’a al-fariq) karena seorang yang sedang junub bisa dengan segera menghilangkan junubnya dengan segera mandi dan ia harus melakukan itu agar bisa menunaikan shalat sedangkan wanita yang se dang haid harus menunggu sampai haidnya berhenti terlebih dulu yang terkadang memakan waktu berhari-hari.

Melarang wanita yang sed ang haid untuk membaca Alquran itu akan meng halangi mereka mendapatkan pahala tilawah Alquran dalam jangka waktu yang lama dan mungkin juga akan menyebabkan mereka lupa akan hafalan Alquran. Atau, mereka sangat perlu membaca Alquran untuk belajar dan meng ajar. Inilah pendapat yang kuat.

Bahkan, Ibnu Taimiyyah dan sebagian ulama Mazhab Maliki berpendapat bahwa wanita yang sedang haid boleh menyentuh mushaf Alquran jika dalam keadaan mendesak, seperti untuk menghafal agar tidak lupa atau untuk belajar dan mengajar.

Berdasarkan hal itu maka dibolehkan bagi murid yang sedang haid untuk menghafal Alquran meskipun ia dalam keadaan haid karena ini adalah keadaan yang mendesak. Namun, untuk keluar dari perbedaan pendapat ulama maka se baiknya ia tidak menyentuh mushaf atau menyentuhnya dengan ada penghalang sehingga ia tidak menyentuh mushaf itu secara lansung.

Wallahu a’lam bish shawab.
Ustaz Bachtiar Nasir

copas: http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/13/01/23/mh2fy9-menghafal-alquran-ketika-haid-bolehkah

Perbedaan amanu, yukminin, dan mukminin

di alquran ada 3 kata untuk beriman.

  1. amanu (Bentuk tunggalnya amana). artinya beriman, yakin pada Allah subhanahu wa ta'ala. artinya pemilik iman dalam bentuk standar, dasar, kalau sudah mengucapkan kalimat syahadat, Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasulullaah, masuk islam dia, panggilannya oleh alquran adalah amanu. Karena itu kalau sudah masuk islam diminta melakukan semua tuntunan islam jangan terpisah-pisah. Maka turun ayat albaqarah ayat 208, hai orang-orang yang telah menyatakan diri masuk islam, bersyahadat, silahkan masuk ke dalam tuntunan islam secara total. Jangan cuma sholatnya yang islami tapi lisannya tidak islami, misal: shiyamnya rajin seperti sifat rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tapi perilakunya tidak seperti nabi, harus total, ya^-^, yang paling menarik, itu masih standar. Contoh: kalau kerja jam 8 artinya kalau datang jam 8 ya masuk kategori standar. kalau datang jam setengah 8 itu di atas standar. kalau datang jam setengah 9, itu yang bermasalah, di bawah standar. Maka sekiranya Allah memanggil dalam shalat, AllahuAkbar, AllahuAkbar, adzan dhuhur jam 12.06, Anda datang jam 12.06 itu keimanan standar. Tapi kalau Anda dipanggil jam 12.06 datang jam setengah 12, MasyaAllah itu di atas standar. kalau datangnya jam 1, itu bermasalah, di bawah standar.
  2. yukminun (Bentuk tunggalnya yukmin). orang yang selalu ingin meningkatkan ibadahnya. misal, kemarin shalat wajib sudah selalu dilakukan, ingin ditambah dengan shalat sunnah. Kalau Anda ingin mencari teman yang baik, cari yang sedikit di atas standar, kata Alquran, cari yang yukminun. Kalau yang amanu, banyak yang ngaku-ngaku, kalau ditanya beriman, KTP nya islam, MasyaAllah, tapi diajak shalat susah, baca Alquran nya agak sulit. Itu belum masuk kadar yang terbaik. Kalau yukminun itu masuk fi'il mudori', kalau dalam bahasa inggris, sifatnya present, continuous, dan future. Jadi baik sekarang, terus ataupun nanti, dia tingkatkan. Jadi ketika dia ke masjid subuh, dia sudah bercita-cita, dhuhur pun ke masjid.
  3. mukminun (Bentuk tunggalnya mukmin) (bentuk tunggalnya mukmin). dijelaskan dalam Alquran surat ke 23 (Al Mukminuun) ayat 1-11: 
  • Betapa beruntung golongan yang beriman; orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam shalat mereka,
  • serta orang-orang yang menghindarkan diri terhadap kesia-siaan,
  • serta orang-orang yang menunaikan zakat,
  • serta orang-orang yang mengkhususkan kemaluan selain terhadap istri-istri mereka ataupun wanita-wanita yang mereka miliki dalam kuasa mereka; maka sungguh orang-orang tersebut tiada tercela dalam hal ini; barangsiapa menghendaki selain hal yang demikian maka itulah golongan yang keji,
  • serta orang-orang yang menepati amanat pada mereka maupun ikrar-ikrar mereka,
  • serta orang-orang yang memelihara shalat mereka;
  • mereka itulah golongan pewaris; orang-orang yang akan mewarisi Firdaus, mereka itu disana selamanya.
Reference:


Font dan Ukuran Huruf Buku Tematik

huruf yang digunakan di buku tematik SD adalah baar metanoia,

Ukuran font yang digunakan
  • untuk kelas rendah (kelas 1-3) : 18pt
  • untuk kelas tinggi, (kelas 4-6: 12pt

Yayasan Kebutuhan Khusus Malang-Batu

Yayasan Kasih Bunda

Jl R Tumenggung Suryo 100 Malang
0341-498388

Klinik Terapi Wicara "Fastabiqul Khairat"

Kav Selatan slb-c pembina tingkat nasional
JL Dr Cipto VIII Bedali-Lawang-Malang
085655530472
terapiwicara@yahoo.co.id
www.antonherwanto.blogspot.com

Rumah Ceria

Perum Metro A-11
Batu Malang
0341-8142969, 5495075

Reference: autis.info

Al-A'raf

Tafsir Ibnu kasir (Al'A'raf, 7:46)

(46) Setelah Allah membicarakan tentang penghuni surga dan penghuni neraka, kemudian Dia memperingati kita bahwa di antara surga da neraka terdapat tabir. Yaitu pembatas untuk menghalangi masuknya penghuni neraka ke surga. Ibn Jarir berkata,"Adalah sebuah pagar seperti yang disebutkan Allah,"Lalu di antara mereka dipasang dinding (pemisah) yang berpintu. Di sebelah dalam ada rahmat dan di luarnya hanya ada azab," (QS. Al-Hadid, 57:13)

As-Suddi berkata,"Disebut dengan Al-A'raf, karena penghuni al-A'raf mengetahui keadaan-keadaan manusia. Para penghuni al-A'raf adalah mereka yang imbang kebaikan dan kesalahannya, sebagaimana ditulis oleh Khudzaifah dan Ibn Abbas dan Ibn Mas'ud dan lainnya para ulama salaf dan khalaf. Diriwayatkan oleh Ibn Jarir dari Khudzaifah  bahwa dia ditanya tentang penghuni al-A'raf, dia menjawab,"Mereka adalah kaum yang antara kebaikan dan kenurukan mereka seimbang. Keburukan menjauhkannya dari surga, kebaikannya menyelamatkannya dari neraka. Maka mereka berada di pagar, sampai Allah menentukan keputusan untuk mereka."

Tafsir Al-QURTUBI (Al'A'raf, 7:46)

(46) Maksudnya, terdapat pembatas, yakni pagar antara surga dan neraka. Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ulama mengenai orang-orang yang dimaksud sebagai ashabul a'raf. Abdullah bin Mas'ud, Huzaifah Al-Yamani dan Ibnu Abbas mengatakan bahwa mereka adalah orang yang kebaikan dan keburukannya seimbang. Menurut Mujahid, mereka adalah orang-orang saleh dari para ulama dan fuqaha'. Mahdawi menyatakan mereka adalah orang-orang yang mati syahid.

Dalam musnad Khatsimah bin Sulaiman disebutkan hadis yang diriwayatkan dari Jabin bin Abdullah bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Timbangan diletakkan pada hari Kiamat dan semua kebaikan dan keburukan ditimbang. Barangsiapa yang kebaikannya lebih berat dari keburukannya, walau seberat telur kutu, maka ia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang keburukannya lebih berat dari kebaikannya, walau seberat telur kutu, maka ia akan masuk neraka". Kemudian ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah saw., siapakah orang-orang yang kebaikan dan keburukan seimbang?" lalu Rasulullah saw. menjawab, "Mereka adalah ashabul a'raf".

Hadis Nabi

Dari Abu Said Al-Khudri ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Apabila orang mukmin telah selesai dari siksa neraka, maka dia akan dikurung dalam jembatan yang terletak antara surga dan neraka, maka dibalaslah segala kedzaliman yang terjadi di antara mereka ketika di dunia, sehingga ketika sudah selesai dan bersih, mereka diizinkan untuk masuk surga. Demi Dzat yang aku berada dalam genggamannya, sesungguhnya tempat kalian disurga, lebih baik dari tempat tinggal kalian di dunia," (HR. Bukhari).

copas: alquran The Wisdom penerbit: PT. Aku Bisa

Pendamping dari Kalangan Jin

Hadis Nabi

Dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah seorang pun dari kalian melainkan diikutkan padanya pendamping dari kalangan jin." Mereka bertanya,"Anda juga, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,"Aku juga, hanya saja Allah membantuku mengalahkannya lalu sehingga dia masuk Islam, karenanya dia hanya memerintahkan kebaikan padaku," (HR. Muslim).

copas: Alquran The Wisdom Penerbit PT. Aku Bisa

Kebahagiaan orang yang senantiasa berjalan di atas shirathal mustaqim

Kebahagiaan orang yang senantiasa berjalan di atas shirathal mustaqim adalah dia selalu merasa tenang dengan akhi yang baik dari setiap permasalahan yang dihadapinya. Dia juga merasa yakin bahwa tempat kembalinya adalah tempat yang baik. Ia pun percaya sepenuhnya terhadap janji Rabbnya, rela dengan qadha'-Nya, dan mengendalikan langkahnya untuk tetap berada di atas jalan ini.

Dia sadar bahwa ada seseorang yang menunjukkan jalan ini. Siapakah? Dia seorang yang makshum, tidak berbicara berdasarkan nafsu, dan tidak mengekor orang-orang yang menyimpang. Seseorang yagn ucapannya adalah hujjah, yang terjaga dari keusilan setan, dan keteledoran manusia.

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutiya bergiliran, di muka dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah
QS. Ar-Ra'd: 11

Dalam penitiannya di atas jalan ini, hamba dimaksud akan mendapatkan kebahagiaan. Dia tahu bahwa dirinya memiliki Ilah, di depannya ada suri teladan, di tangannya ada kitab suci di dalam harinya ada cahaya kebenaran, dan di dalam nuraninya ada pemberi nasehat. Dengan demikian ia menjadi sosok yang berjalan menuju kenikmatan, yang berbuat dalam ketaatan, dan yang berusaha ke arah kebaikan.

Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.
QS. Al-An'am: 88

Dimanakah yang disebut kegelapan, wahai penunjuk jalan? Di manakah cahaya Allah itu ada dalam kalbuku? Dan inilah yang aku lihat.

Jalan yang dimaksud ada dua: yang indrawi dan yang maknawi. Yang maknawi adalah jalan hidayah dan iman. Sedangkan yang indrawi adalah jalan yang di atas Jahanam. Jalan keimanan adalah jalan yang ada di dunia fana-sarat dengan cakar-cakar pencengkraman berupa syahwat. Sedangkan jalan ukhrawi yang berada di atas Jahanam-penuh 'duri-duri yang sangat tajam'.

Maka barangsiapa mampu melampaui jalan ini dengan keimanannya, dia akan mampu melampaui jala ukhrawi itu sesuai dengan keyakinannya. Dan jika seorang hamba berhasil mendapatkan hidayah jalan yang lurus ini, maka akan lenyap semua kesusahan, kegundahan, dan dukacitanya.


copypaste
Al-Qarni, A. 2006. La Tahzan Jangan bersedih!. Jakarta: Qisthi Press.

Kesalahan Muslim di Bulan Ramadhan



Jangan Bersedih, Usirlah Setiap Kegalauan!

Berhentinya seorang mukmin dari beraktivitas adalah kelalaian. Kekosongan adalah musuh yang mematikan, dan kesenggangan adalah sebuah kemalasan. Dan, kebanyakan orang yang selalu gundah dan hidup dalam kecemasan adalah mereka yang terlalu banyak waktu senggangnya dan sedikit aktivitasnya. Adapun manfaat yang mereka dapatkan dari semua itu adalah hanya sekedar desas desus dan omong kosong yang tak berguna. Itulah keuntungan yang juga diraih oleh mereka yang tak pernah mengerjakan amalan yang bermakna dan berbuah pahala.

Oleh sebab itu, hendaknya kamu senantiasa bergerak, bekerja, mencari, membaca, membaca al-Qur'an, bertasbih, menulis atau mengunjungi sahabat. Gunakan waktu sebaik-baiknya, dan jangan biarkan ada satu menit pun yang terbuang sia-sia!Ingat, sehari saja anda kosong tak bergerak, niscaya kegundahan, keresahan godaan dan bisikan setan akan mudah menyelinap dalam tubuh Anda! Dan bila sudah demikian, maka Anda akan menjadi lapangan permainan para setan.

copypaste
Al-Qarni, A. 2006. La Tahzan Jangan bersedih!. Jakarta: Qisthi Press.

KISAH NABI UZAIR

Dalam Surat Al Baqarah (2) Ayat 259 disebutkan :


aw kalladzii marra 'alaa qaryatin wahiya khaawiyatun 'alaa 'uruusyihaa qaala annaa yuhyii haadzihillaahu ba'da mawtihaa fa-amaatahullaahu mi-ata 'aamin tsumma ba'atsahu qaala kam labitsta qaala labitstu yawman aw ba'dha yawmin qaala bal labitsta mi-ata 'aamin fanzhur ilaa tha'aamika wasyaraabika lam yatasannah wanzhur ilaa himaarika walinaj'alaka aayatan linnaasi wanzhur ilaa l'izhaami kayfa nunsyizuhaa tsumma naksuuhaa lahman falammaa tabayyana lahu qaala a'lamu annallaaha 'alaa kulli syay-in qadiir

[2:259] Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

[2:259] Or the like of him (Uzair) who passed by a town, and it had fallen down upon its roofs; he said: When will Allah give it life after its death? So Allah caused him to die for a hundred years, then raised him to life. He said: How long have you tarried? He said: I have tarried a day, or a part of a day. Said He: Nay! you have tarried a hundred years; then look at your food and drink -- years have not passed over it; and look at your ass; and that We may make you a sign to men, and look at the bones, how We set them together, then clothed them with flesh; so when it became clear to him, he said: I know that Allah has power over all things.


kisah lengkap Nabi Uzair alaihisalam copas quran.al-shia

Allah SWT berfirman:
"Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: 'Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?', maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: 'Berapa lama hamu tinggal di sini ?' Ia menjawab: 'Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari.' Allah berfirman: 'Sebenarnya kamu tinggal di sini selama seratns tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum berubah; dan lihatlah kepada keledaimu itu (yang telah menjadi tulang-belulang): Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang-belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.' Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun berkata: 'Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.'" (QS. al-Baqarah: 259)
Yang populer menurut kaum salaf dan kaum khalaf bahwa Uzair adalah pahlawan dalam kisah ini yang diceritakan oleh Allah SWT. Dikatakan bahwa Uzair adalah seorang Nabi dari nabi-nabi Bani Israil. Dia-lah yang menjaga Taurat, lalu terjadilah peristiwa yang sangat mengagumkan padanya. Allah SWT telah mematikannya selama seratus tahun kemudian ia dibangkitkan kembali. Selama Uzair tidur satu abad penuh, terjadilah peperangan yang didalangi oleh Bakhtansir di mana ia membakar Taurat. Tidak ada sesuatu pun yang tersisa kecuali yang dijaga oleh kaum lelaki. Mukjizat yang terjadi pada Nabi Uzair adalah sumber fitnah yang luar biasa di tengah kaumnya.
Pada suatu hari, tampak bahwa cuaca sangat panas dan segala sesuatu merasa kehausan. Sementara itu, desa yang ditinggali oleh Uzair hari itu tampak tenang karena sedang melalui musim panas di mana sedikit sekali aktifitas di dalamnya. Uzair berpikir bahwa kebunnya butuh untuk diairi. Kebun itu cukup jauh dan jalan menuju ke sana sangat berat dan disela-selai dengan kuburan. Sebelumnya, tempat itu adalah kota yang indah dan ramai di mana penghuninya cukup asyik tinggal di dalamnya lalu ia menjadi kota mati.
Uzair berpikir dalam hatinya bahwa pohon-pohon di kebunnya pasti merasakan kehausan lalu ia menetapkan untuk pergi memberinya minum. Hamba yang saleh dan salah seorang nabi dari Bani Israil ini pergi dari desanya. Matahari tampak masih baru memasuki waktu siang. Uzair menunggang keledainya dan memulai perjalanannya. Beliau tetap berjalan hingga sampai di kebun. Beliau mengetahui bahwa pohon-pohonnya tampak kehausan dan tanahnya tampak terbelah dan kering. Uzair menyirami kebunya dan ia memetik dari kebun itu buah tin (sebagian buah tin) dan mengambil pohon anggur. Beliau meletakkan buah tin di satu keranjang dan meletakkan buah anggur di keranjang yang lain. Kemudian ia kembali dari kebun sehingga keledai yang dibawanya berjalan di tengah-tengah terik matahari.
Di tengah-tengah perjalanan, Uzair berpikir tentang tugasya yang harus dilakukan besok. Tugas pertama yang harus dilakukannya adalah mengeluarkan Taurat dari tempat persembunyiannya dan meletakkannya di tempat ibadah. Beliau berpikir untuk membawa makanan dan mernikirkan tentang anaknya yang masih kecil, di mana beliau teringat oleh senyumannya yang manis, dan beliau pun terus berjalan dan semakin cepat. Beliau menginginkan keledainya untuk berjalan lebih cepat.
Lalu Uzair sampai di suatu kuburan. Udara panas saat itu semakin menyengat dan keledai tampak kepayahan. Tubuhnya diselimuti dengan keringat yang tampak menyala karena tertimpa sinar matahari. Keledai itu pun mulai memperlambat langkahnya ketika sampai di kuburan. Uzair berkata kepada dirinya: Mungkin aku lebih baik berhenti sebentar untuk beristirahat, dan aku akan mengistirahatkan keledai. Lalu aku akan makan siang. Uzair turun dari keledainya di salah satu kuburan yang rusak dan sepi. Semua desa itu menjadi kuburan yang hancur dan sunyi. Uzair mengeluarkan piring yang dibawanya dan duduk di suatu naungan. Ia mengikat keledai di suatu dinding, lalu ia mengeluarkan sebagian roti kering dan menaruhnya di sampingnya. Selanjutnya, ia memeras di piringnya anggur dan meletakkan roti yang kering itu di bawah perasan anggur. Uzair menyandarkan punggungnya di dinding dan agak menjulurkan kakinya. Uzair menunggu sampai roti itu tidak kering dan tidak keras. Kemudian Uzair mulai mengamati keadaan di sekelilinginya dan tampak keheningan dan kehancuran meliputi tempat itu: rumah-rumah hancur berantakan dan tampak tiang-tiang pun akan hancur, pohon-pohon sedikit saja terdapat di tempat itu yang tampak akan mati karena kehausan, tulang-tulang yang mati yang dikuburkan di sana berubah menjadi tanah. Alhasil, keheningan menyeliputi tempat itu. Uzair merasakan betapa kerasnya kehancuran di situ dan ia bertanya dalam dirinya sendiri: bagaimana Allah SWT menghidupkan semua ini setelah kematiannya? "Bagaimana Allah menghidupkan hembali negm ini setelah hancur?"
Uzair bertanya: bagaimana Allah SWT menghidupkan tulang-tulang ini setelah kematiannya, di mana ia berubah menjadi sesuatu yang menyerupai tanah. Uzair tidak meragukan bahwa Allah SWT mampu menghidupkan tulang-tulang ini, tetapi ia mengatakan yang demikian itu karena rasa heran dan kekaguman. Belum lama Uzair merigatakan kalimatnya itu sehingga ia mati. Allah SWT mengutus malaikat maut padanya lalu rohnya dicabut sementara keledai yang dibawanya masih ada di tempatnya ketika melihat tuannya sudah tidak lagi berdaya. Keledai itu tetap di tempatnya sehingga matahari tenggelam lalu datanglah waktu Subuh. Keledai berusaha berpindah dari tempatnya tetapi ia terikat. Ia pun masih ada di tempatnya dan tidak bisa melepaskan ikatannya sehingga ia mati kelaparan.
Kemudian penduduk desa Uzair merasa gelisah dan mereka ramai-ramai mencari Uzair di kebunnya, tetapi di sana mereka tidak menemukannya. Mereka kembali ke desa dan tidak menemukannya. Lalu mereka menetapkan beberapa kelompok untuk mencarinya. Akhirnya, kelompok-kelompok ini mencari ke segala penjuru tetapi mereka tidak menemukan Uzair dan tidak menemukan keledainya. Kelompok-kelompok ini melewati kuburan yang di situ Uzair meninggal, namun mereka tidak berhenti di situ. Tampak bahwa di tempat itu hanya diliputi keheningan. Seandainya Uzair ada di sana niscaya mereka akan mendengar suaranya. Kemudian kuburan yang hancur ini sangat menakutkan bagi mereka, karena itu mereka tidak mencari di dalamnya.
Lalu berlalulah hari demi hari, dan orang-orang putus asa dari mencari Uzair, dan anak-anaknya merasa bahwa mereka tidak akan melihat Uzair kedua kalinya dan istrinya mengetahui bahwa Uzair tidak mampu lagi memelihara anaknya dan menuangkan rasa cintanya kepada mereka sehingga istrinya itu menangis lama sekali. Sesuai dengan perjalanan waktu, maka air mata pun menjadi kering dan penderitaan makin berkurang. Akhirnya, manusia mulai melupakan Uzair dan mereka tetap menjalankan tugas mereka masing-masing. Dan berjalanlah tahun demi tahun dan masyarakat mulai melupakan Uzair kecuali anaknya yang paling kecil dan seorang wanita yang bekerja di rumah mereka di mana Uzair sangat cinta kepadanya. Usia wanita itu dua puluh tahun ketika Uzair keluar dari desa.
Berlalulah sepuluh tahun, dua puluh tahun, delapan puluh tahun, sembilan puluh tahun sehingga sampai satu abad penuh. Allah SWT berkehendak untuk membangkitkan Uzair kembali. Allah SWT mengutus seorang malaikat yang meletakkan cahaya pada hati Uzair sehingga ia melihat bagaimana Allah SWT menghidupkan orang-orang mati. Uzair telah mati selama seratus tahun. Meskipun demikian, ia dapat berubah dari tanah menjadi tulang, menjadi daging, dan kemudian menjadi kulit. Allah SWT membangkitkan di dalamnya kehidupan dengan perintah-Nya sehingga ia mampu bangkit dan duduk di tempatnya dan memperhatikan dengan kedua matanya apa yang terjadi di sekelilingnya.
Uzair bangun dari kematian yang dijalaninya selama seratus tahun. Matanya mulai memandang apa yang ada di sekelilingnya lalu ia melihat kuburan di sekitarnya. Ia mengingat-ingat bahwa ia telah tertidur. Ia kembali dari kebunnya ke desa lalu tertidur di kuburan itu. Inilah peristiwa yang dialaminya. Matahari bersiap-siap untuk tenggelam sementara ia masih tertidur di waktu Dzuhur. Uzair berkata dalam dirinya: Aku tertidur cukup lama. Barangkali sejak Dzuhur sampai Maghrib. Malaikat yang diutus oleh Allah SWT membangunkannya dan bertanya:"Berapa lama kamu tinggal di sini?"
Malaikat bertanya kepadanya: "Berapa jam engkau tidur?" Uzair menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Malaikat vang mulia itu berkata kepadanya: "Sebenarnya kamu tinggal di sini selama seratus tahun lamanya. " Engkau tidur selama seratus tahun. Allah SWT mematikanmu lalu menghidupkanmu agar engkau mengetahui jawaban dari pertanyaannmu ketika engkau merasa heran dari kebangkitan yang dialami oleh orang-orang yang mati. Uzair merasakan keheranan yang luar biasa sehingga tumbuhlah keimanan pada dirinya terhadap kekuasaan al-Khaliq (Sang Pencipta). Malaikat berkata sambil menunjuk makanan Uzair: "Lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum berubah."
Uzair melihat buah tin itu lalu ia mendapatinya seperti semula di mana warnanya tidak berubah dan rasanya pun tidak berubah. Telah berlalu seratus tahun tetapi bagaimana mungkin makanan itu tidak berubah? Lalu Uzair melihat piring yang di situ ia memeras buah anggur dan meletakkan di dalamnya roti yang kering, dan ia mendapatinya seperti semula di mana minuman anggur itu masih layak untuk diminum dan roti pun masih tampak seperti semula, di mana kerasnya dan keringnya roti itu dapat dihilangkan ketika dicampur dengan perasan anggur. Uzair merasakan keheranan yang luar biasa, bagaimana mungkin seratus tahun terjadi sementara perasan anggur itu tetap seperti semula dan tidak berubah. Malaikat merasa bahwa seakan-akan Uzair masih belum percaya atas apa yang dikatakannya. Karena itu, malaikat menunjuk keledainya sambil berkata: "Dan lihatlah kepada keledaimu itu (yang telah menjadi tulang-belulang)."
Uzair pun melihat ke keledainya tetapi ia tidak mendapati kecuali ia tanah dari tulang-tulang keledainya. Malaikat berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin melihat bagaimana Allah SWT membangkitkan orang-orang yang mati? Lihatlah ke tanah yang di situ terletak keledaimu." Kemudian malaikat memanggil tulang-tulang keledai itu lalu atom-atom tanah itu memenuhi panggilan malaikat sehingga ia mulai berkumpul dan bergerak dari setiap arah lalu terbentuklah tulang-tulang. Malaikat memerintakan otot-otot syaraf daging untuk bersatu sehingga daging melekat pada tulang-tulang keledai. Sementara itu, Uzair memperhatikan semua proses itu. Akhirnya, terbentuklah tulang dan tumbuh di atasnya kulit dan rambut.
Alhasil, keledai itu kembali seperti semula setelah menjalani kematian. Malaikat memerintahkan agar roh keledai itu kembali kepadanya dan keledai pun bangkit dan berdiri. Ia mulai mengangkat ekornya dan bersuara. Uzair menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah SWT tersebut terjadi di depannya. Ia melihat bagaimana mukjizat Allah SWT yang berupa kebangkitan orang-orang yang mati setelah mereka menjadi tulang belulang dan tanah. Setelah melihat mukjizat yang terjadi di depannya, Uzair berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. "
Uzair bangkit dan menunggangi keledainya menuju desanya. Allah SWT berkehendak untuk menjadikan Uzair sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya kepada masyarakat dan mukjizat yang hidup yang menjadi saksi atas kebenaran kebangkitan dan hari kiamat. Uzair memasuki desanya pada waktu Maghrib. Ia tidak percaya melihat perubahan yang terjadi di desanya di mana rumah-rumah dan jalan-jalan sudah berubah, begitu juga manusia dan anak-anak yang ditemuinya. Tak seorang pun di situ yang mengenalinya. sebaliknya, ia pun tidak mengenali mereka. Uzair meninggalkan desanya saat beliau berusia empat puluh tahun dan kembali kepadanya dan usianya masih empat puluh tahun. Tetapi desanya sudah menjalani waktu seratus tahun sehingga rumah-rumah telah hancur dan jalan-jalan pun telah berubah dan wajah-wajah baru menghiasi tempat itu.
Uzair berkata dalam dirinya: Aku akan mencari seorang lelaki tua atau perempuan tua yang masih mengingat aku. Uzair terus mencari sehingga ia menemukan pembantunya yang ditinggalnya saat berusia dua puluh tahun. Kini, usia pembantu itu mencapai seratus dua puluh tahun di mana kekuatannya sudah sangat merosot dan giginya sudah ompong dan matanya sudah lemah. Uzair bertanya kepadanya: "Wahai perempuan yang baik, di mana rumah Uzair." Wanita itu menangis dan berkata: "Tak seorang pun vang mengingatnya. Ia telah keluar sejak seratus tahun dan tidak kembali lagi. Semoga Allah SWT merahmatinya." Uzair berkata kepada wanita itu: "Sungguh aku adalah Uzair. Tidakkah engkau mengenal aku? Allah SWT telah mematikan aku selama seratus tahun dan telah membangkitkan aku dari kematian." wanita itu keheranan dan tidak mempercayai omongan itu. Wanita itu berkata: "Uzair adalah seseorang yang doanya dikabulkan. Kalau kamu memang Uzair, maka berdoalah kepada Allah SWT agar aku dapat melihat sehingga aku dapat berjalan dan mengenalmu." Lalu Uzair berdoa untuk wanita itu sehingga Allah SWT mengembalikan penglihatan matanya dan kekuatannya. Wanita itu pun mengenali Uzair. Lalu ia segera berlari di negeri itu dan berteriak: "Sungguh Uzair telah kembali." Mendengar teriakan wanita itu, masyarakat bingung dan merasa heran. Mereka mengira bahwa wanita itu telah gila.
Kemudian diadakan pertemuan yang dihadiri orang-orang pandai dan para ulama. Dalam majelis itu juga dihadiri oleh cucu Uzair di mana ayahnya telah meninggal dan si cucu itu telah berusia tujuh puluh tahun sedangkan kakeknya, Uzair, masih berusia empat puluh tahun. Di majelis itu mereka rnendengarkan kisah Uzair lalu mereka tidak mengetahui apakah mereka akan mempercayainya atau mengingkarinya. Salah seorang yang pandai bertanya kepada Uzair: "Kami mendengar dari ayah-ayah kami dan kakek-kakek kami bahwa Uzair adalah seorang Nabi dan ia mampu menghafal Taurat. Sungguh Taurat telah hilang dari kita dalam peperangan Bukhtunnashr di mana mereka membakarnya dan membunuh para ulama dan para pembaca Kitab suci itu. Ini terjadi seratus tahun lalu yang engkau katakan bahwa engkau menjalani kematian atau engkau tidur. Seandainya engkau menghafal Taurat, niscaya kami akan percaya bahwa engkau adalah Uzair."
Uzair mengetahui bahwa tak seorang pun dari Bani Israil yang mampu menghafal Taurat. Uzair telah menyembunyikan Taurat itu dari usaha musuh untuk menghancurkannya. Uzair duduk di bawah naungan pohon sedangkan Bani Israil berada di sekitarnya. Lalu Uzair menghapusnya huruf demi huruf sampai selesai lalu ia berkata dalam dirinya: Aku sekarang akan mengeluarkan Taurat yang telah aku simpan. Uzair pergi ke suatu tempat lalu ia mengeluarkan Taurat di mana kertas yang terisi Taurat itu telah rusak. Ia mengetahui mengapa Allah SWT mematikannya selama seratus tahun dan membangkitkannya kembali. Kemudian tersebarlah berita tentang mukjizat Uzair di tengah-tengah Bani Israil. Mukjizat tersebut membawa fitnah yang besar bagi kaumnya. Sebagian kaumnya mengklaim bahwa Uzair adalah anak Allah. Allah SWT berfirman:
"Orang-orang Yahudi berkata: 'Uzair adalah anak Allah.'" (QS. al-Baqarah: 30)
Mula-mula mereka membandingkan antara Musa dan Uzair dan mereka berkata: "Musa tidak mampu mendatangkan Taurat kepada kita kecuali di dalam kitab sedangkan Uzair mampu mendatangkannya tanpa melalui kitab." Setelah perbandingan yang salah ini, mereka menyimpulkan sesuatu yang keliru di mana mereka menisbatkan kepada nabi mereka hal yang sangat tidak benar. Mereka mengklaim bahwa dia adalah anak Tuhan. Maha Suci Allah dari semua itu:
"Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia." (QS. Maryam: 35)♦